Kamis, 10 Oktober 2019

BRI Life Siapkan 2 Film Pendek Garapan Livi Zheng


Rabu, 13 September 2017 – 14:57 WIB
jpnn.comJAKARTA - PT Asuransi BRI Life Livi bersama Zheng baru saja merampungkan proses syuting film Life is Full of Suprises dan Second Chance, yang mengambil lokasi syuting di daerah Sukabumi, Jawa Barat.

Proses syuting kedua film produksi BRI Life ini, diselesaikan sesuai tenggat waktu yang telah ditetapkan dengan melibatkan lebih dari 500 kru film dan juga warga Sukabumi.
Kedatangan Livi Zheng di Sukabumi disambut hangat oleh Walikota Sukabumi Mohamad Muraz, yang menyempatkan waktunya mendatangi set film Livi, saat pengambilan adegan cambuk dan bola api yang dikombinasikan dengan pencak silat.
Film ini bercerita tentang kehidupan sebuah keluarga yang bahagia, namun semua berubah ketika ibu dari anak gadis itu meninggal, dan bagaimana kegigihan anak tersebut menyadarkannya bahwa hidup itu penuh dengan kejutan.

Sementara, Second Chance dibintangi oleh Avent Christi dan Anna Tarigan, di film ini Livi menonjolkan seni kerajinan tangan, khususnya masyarakat Sunda berupa anyam-anyaman.
Film yang menceritakan perjalanan hidup sepasang suami istri yang sederhana dengan berbagai konflik kehidupan, di mana sang suami dengan tegar dan penuh semangat mencari nafkah sebagai pengrajin anyaman, walaupun kondisi cacat akibat kecelakaan yang dialami.

“Kami sangat senang dengan selesainya proses syuting kedua film Life is Full of Suprises dan Second Chance, diharapkan melalui film pendek BRI Life ini akan menjadi viral di masyarakat akan pentingnya asuransi bagi kehidupan," ujar Direktur Utama BRI Life Rianto Ahmadi.
“BRI Life memiliki peran dan kepentingan dalam mendukung program Inklusi Keuangan dan Literasi Keuangan yang telah dicanangkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Melalui film pendek yang mengangkat tema cerita mikro ini, merupakan salah satu wujud peran aktif BRI Life dalam program inklusi dan literasi keuangan tersebut,” tutur Rianto.


Kedua film ini rencananya akan diluncurkan pada 28 Oktober 2017, bertepatan dengan ulang tahun BRI Life ke 30 tahun.

Main Film Komedi, Ge Pamungkas Malah Dilarang Melucu


Main Film Komedi, Ge Pamungkas Malah Dilarang Melucu Kompas.com - 31/07/2019, 11:13 WIB BAGIKAN: Komentar Ge Pamungkas saat ditemui dalam jumpa pers peluncuran poster dan trailer film Kapal Goyang Kapten di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (30/7/2019).

(KOMPAS.com/IRA GITA) Penulis Ira Gita Natalia Sembiring | Editor Andi Muttya Keteng Pangerang JAKARTA, KOMPAS.com - Komedian dan artis peran Ge Pamungkas ikut terlibat dalam penggarapan film komedi Kapal Goyang Kapten. Namun, Ge mengaku dia justru dilarang melucu dalam film arahan sutradara Raymond Handaya itu.  "Iya, di sini memang porsi ngelucu gue enggak ada dan enggak boleh ngelucu sama sekali," kata Ge dalam jumpa pers peluncuran poster dan trailer film Kapal Goyang Kapten di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (30/7/2019).

Ge bercerita, dia berperan sebagai Daniel, seorang pemuda yang depresi karena telah dikecewakan oleh orang-orang terdekatnya. "Di sini pertama kali gue berperan sebagai orang yang depresi. Ini film pertama, yang keduanya baru Ghost Writer. Jadi Daniel itu orang yang kecewa sama banyak orang," tutur Ge. Baca juga: Diracuni Istri Nonton Drama Korea, Ge Pamungkas Pernah Menangis "Dia merasa dikhianati sama orang-orang, jadi dia merasa enggak percaya sama teman-temannya," lanjutnya. Bintang film Ghost Writer itu pun dilarang banyak berinteraksi dengan para pemain lain yang sebagian besar seorang komika. "Jadi di sini tuh cukup apa ya, pendalaman karakter aja pas di lokasi gue dilarang interaksi atau bercanda sama teman-teman kalau lagi ngumpul," ucap Ge "Sama sutradara dilarang, sebisa mungkin jauh-jauh. Jadi waktu itu ada satu hari libur, teman-teman pada ke mana, gue sendiri, mancing," imbuhnya. Film Kapal Goyang Kapten turut dimeriahkan oleh Yuki Kato, Babe Cabita, Mamat Alkatiri, Arief Didu, Asri Welas, Romaria Simbolon dan masih banyak lagi.

Pandji Pragiwaksono: Tidak Semua Aktor Bisa Berkomedi


Pandji Pragiwaksono: Tidak Semua Aktor Bisa Berkomedi Kompas.com - 26/06/2019, 11:52 WIB BAGIKAN: Komentar Artis peran Pandji Pragiwaksono (kanan) dan Fedi Nuril berkunjung ke redaksi Kompas.com di Menara Kompas, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (21/6/2019) dalam rangka promo film Mendadak Kaya.(KOMPAS.com/IRA GITA NATALIA SEMBIRING) Penulis Ira Gita Natalia Sembiring | Editor Kistyarini JAKARTA, KOMPAS.com

Komedian dan artis peran Pandji Pragiwaksono berpendapat bahwa tidak semua aktor bisa berkomedi. "Enggak semuanya bisa. Tapi ada yang bisa, karena komedi tuh butuh timing. Ada aktor yang timing-nya bagus," kata Pandji saat berkunjung ke redaksi Kompas.com di Menara Kompas, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, belum lama ini. Menurut Pandji, dibutuhkan waktu yang benar-benar pas untuk melakukan sebuah komedi.

Apalagi bila dilakukan oleh tiga orang seperti yang dia lakukan bersama Fedi Nuril dan Dwi Sasono dalam film Mendadak Kaya. "Paling krusial tuh timing sebenarnya. Kecepatan satu detik atau kelamaan satu detik enggak kena. Apalagi bertiga itu susah banget," ucap Pandji. Pandji, Fedi dan Dwi pun menjalani rangkaian latihan agar mereka bisa menyuguhkan komedi yang pas. "Terus ya salah satunya Fedi sama Dwi Sasono adalah aktor yang dicemplungin komedi, ya main-main aja masih bisa. Itu juga awalnya kita ada banyak atihan yang bikin kami kompak ya," imbuh Pandji.

Endy Arfian Mengaku 'Stres' Bermain Film Komedi


Endy Arfian Mengaku 'Stres' Bermain Film Komedi Kompas.com - 10/06/2019, 09:51 WIB BAGIKAN: Komentar Endy Arfian saat ditemui di XXI Mega Bekasi, Bekasi Barat, Jawa Barat, Sabtu (8/6/2019).(Kompas.com/Ira Gita) Penulis Ira Gita Natalia Sembiring | Editor Andi Muttya Keteng Pangerang BEKASI, KOMPAS.com

Artis peran Endy Arfian untuk kali pertama terlibat dalam penggarapan film bergenre komedi horor. Endy diketahui berperan sebagai Darto dalam film Ghost Witer. "Komedi pertama kali, udah horor, komedi. Ini tantangannya besar banget, karena biasanya horor doang, yang nyeremin, tapi ini gimana caranya bikin penonton ketawa," kata Endy saat ditemui di XXI Mega Bekasi, Bekasi Barat, Jawa Barat, Sabtu (8/6/2019).

Bintang film Pengabdi Setan itu mengakui sulit bermain dalam sebuah film komedi. Endy bahkan sempat merasa ' stres' saat shooting film yang disutradarai oleh Bene Dion itu. "Jadi benar-benar pelajaran baru, banyak pelajaran, tantangan luar biasa, deg-degan banget, berhasil atau enggak. Namanya juga first time ya, dari reading, shooting sempat 'stres'," ucap Endy. Baca juga: Endy Arfian Merasa seperti Adik Kakak dengan Tatjana Saphira "Ternyata komedi itu enggak gampang kayak cuma nyeleneh, bukan cuma modal ngelucu, tapi harus dipikirkan ini itunya, awalnya enggak dipikirkan ternyata susah banget," tambahnya. Karakter Darto digambarkan sebagai adik dari tokoh utama bernama Naya (Tatjana Saphira).

Darto masih duduk di bangku SMP dan sangat penakut. Naya adalah seorang penulis novel yang menemukan buku harian seorang hantu bernama Galih. Selain Endy dan Tatjana, Ghost Writer juga dibintangi oleh Ge Pamungkas, Asmara Abigail, Ernest Prakasa, Slamet Rahardjo, dan lainnya

Alasan Adhisty Zara Mau Main Ratu Ilmu Hitam, Film Horor Pertamanya


Alasan Adhisty Zara Mau Main Ratu Ilmu Hitam, Film Horor Pertamanya Kompas.com - 04/09/2019, 10:30 WIB BAGIKAN: Komentar Zara JKT48 dalam jumpa pers film Ratu Ilmu Hitam di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2019).(KOMPAS.com/ANDIKA ADITIA) Penulis Andika Aditia | Editor Dian Maharani JAKARTA, KOMPAS.com

Penyanyi dan artis peran Adhisty Zara turut bermain dalam film Ratu Ilmu Hitam garapan rumah produksi RAPI Films. Ratu Ilmu Hitam menjadi film horor pertama bagi Zara yang sudah keluar dari grup JKT48 itu. Menurut Zara, keterlibatannya adalah karena film ini ditangani oleh dua sineas ternama Tanah Air, yakni Kimo Stamboel selaku sutradara dan Joko Anwar selaku penulis naskah. "Aku mau main di Ratu Ilmu Hitam itu pertama karena sutradaranya Om Kimo, yang kedua, yang nulisnya Om Joko Anwar, itu duet maut banget," ucap Zara di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2019). Baca juga: Ratu Ilmu Hitam, Horor Legendaris Tanah Air Siap Tayang Akhir 2019 Zara mengatakan, dengan formasi tersebut, ia yakin film Ratu Ilmu Hitam yang merupakan remake dari film berjudul sama itu tak akan mengecewakan. "Dua-duanya tuh orang yang sama-sama keren, kalau kolaborasi dan pasti hasilnya tidak mengecewakan karena sudah lihat di teaser-nya juga keren banget," ucapnya.

Zara mengaku takut saat menonton teaser film tersebut. Baca juga: Joko Anwar Ajak Penikmat Film Merasakan Kembali Teror Ratu Ilmu Hitam Dijadwalkan, film garapan sutradara Kimo Stamboel dengan skenario ditulis oleh Joko Anwar ini siap tayang akhir tahun 2019. Ratu Ilmu Hitam pertama kali tayang pada tahun 1981, dengan Suzanna sebagai bintang utamanya. Film ini cukup ikonik hingga sekarang. Sederet aktor dan aktris ternama juga menghiasi film ini, seperti Ario Bayu, Hannah Al Rashid, Imelda Therinne, Miller Khan, Tanta Ginting, Salvita DeCorte, Zara JKT48, Ruth Marini, Yayu Unru, Putri Ayudya, Shenina Cinnamon, Sheila Dara, Ari Irham dan masih banyak yang lainnya.

Kali Pertama Main Film Horor, Tanta Ginting: Ternyata Melelahkan


Kali Pertama Main Film Horor, Tanta Ginting: Ternyata Melelahkan Kompas.com - 03/09/2019, 16:12 WIB BAGIKAN: Komentar Tanta Ginting di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2019).(KOMPAS.com/ANDIKA ADITIA) Penulis Andika Aditia | Editor Andi Muttya Keteng Pangerang JAKARTA, KOMPAS.com

Artis peran Tanta Ginting untuk kali pertama terlibat dalam film horor dan film itu berjudul Ratu Ilmu Hitam, garapan sutradara Kimo Stamboel. Film ini merupakan remake dari judul yang sama dan dirilis pada 1981, dengan bintang utama Suzzanna. Lantas bagaimana kesan pertama Tanta bermain film horor?  "Ternyata memang melelahkan, emosi ketakutan tuh kalau sudah mendalaminya memang benar-benar bikin deg-degan," ucap Tanta di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2019).

Baca juga: Tanta Ginting Bicara soal Adegan Ranjang dengan Raline Shah Pengalaman pertama itu membuat Tanta cukup terkejut. Karena, kata dia, bermain film komedi tidaklah sedemikian melelahkan. "Itu yang menyebalkan, karena habis itu kecapekan sendiri, jadi next gue nyari komedi lagi deh hahaha," kata Tanta berseloroh.

Meski begitu, Tanta tak kapok untuk kembali terlibat dalam film horor. Baca juga: Setelah Pengabdi Setan, Joko Anwar Sempat Tolak Garap Film Horor Apabila ada tawaran lagi, ia masih akan mempertimbangkannya. Menurut dia, salah satu yang membuatnya tetap nyaman selama proses syuting karena bermain dengan rekan-rekan yang sudah ia kenal sebelumnya. "Enggak (kapok) sih ya, mungkin karena mainnya sama teman-teman, mungkin kalau nanti gue mainnya sama yang kerasukan mungkin habis itu gue enggak mau lagi," ucapnya.

Viral Cerita KKN di Desa Penari, Membedah Rasa Takut Vs Penasaran dalam Kisah Horor


Viral Cerita KKN di Desa Penari, Membedah Rasa Takut Vs Penasaran dalam Kisah Horor Kompas.com - 31/08/2019, 07:27 WIB BAGIKAN: Komentar (5) Hantu,(Shutterstock) Penulis Retia Kartika Dewi | Editor Sari Hardiyanto KOMPAS.com

Media sosial tengah ramai membahas tentang kisah  horor kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Penari yang di-posting di akun @SimpleMan baru-baru ini. Adapun kisah itu mengulas 6 mahasiswa yang tengah melangsungkan kegiatan KKN selama 6 minggu untuk menyelesaikan salah satu mata kuliah. Tidak lama kemudian, twit itu berkali-kali dibagikan oleh pengguna Twitter lainnya, bahkan warganet pun membagikan kisah itu di Facebook dan Instagram.

Kisah-kisah horor selalu memiliki panggung dan mendapat banyak respons yang tidak sedikit dari warganet. Salah satunya vlog #JURNALRISA yang menampilkan kunjungan dirinya mengulas tempat-tempat yang dianggap seram dan berhantu. Tidak kurang dari 3 hari, video tersebut sudah mampu menancap di trending YouTube. Menanggapi hal itu, Guru Besar Psikologi Universitas Gadjah Mada, Prof Koentjoro mengungkapkan bahwa tingginya respons masyarakat terhadap kisah-kisah horor diakibatkan karena adanya rasa percaya terhadap hal gaib. "Jin itu menurut agama itu ada. Tetapi, apakah yang ada dalam vlog atau kisah horor ini beneran bisa disebut jin?" ujar Koentjoro saat dihubungi Kompas.com, Jumat (30/8/2019).

Ia pun memberikan permisalan, yakni adanya sepeda Nabi Adam di Jeddah, Arab Saudi. Beberapa orang ada yang percaya bahwa sepeda itu benar ada dan dipakai Nabi Adam pada masanya.

Film Pendek Indonesia Berjaya di Venesia


Senin, 10 September 2018 – 15:00 WIB
jpnn.com - Indonesia tidak kekurangan bakat di bidang perfilman. Sabtu malam (8/9), film pendek karya sutradara Aditya Ahmad, Kado, berjaya di Venice International Film Festival (VIFF) 2018. Film dengan judul bahasa Inggris A Gift itu meraih penghargaan sebagai film pendek terbaik di kompetisi Orizzonti. Kado berhasil menyisihkan 13 film pendek dari berbagai negara.
Dalam film berdurasi 15 menit tersebut, Adit mengangkat kisah persahabatan Isfi (Isfira Febiana) dan Nita (Anita Aksari).

Isfi ingin memberikan kejutan spesial di hari ulang tahun Nita. Dia ingin melakukannya di dalam kamar Nita. Namun, untuk itu, Isfi harus mengenakan hijab. Penampilannya yang tomboi membuat keluarga Nita sulit mengizinkannya masuk ke rumah.

Menurut Adit, Kado mengangkat tema identitas diri. ’’Bagaimana manusia memaknai eksistensi mereka dalam hidup,” ujar Adit saat dihubungi pada Minggu siang (9/9). Dia juga ingin menunjukkan bahwa manusia bisa menjadi kado atau hadiah bagi sesamanya.
Inspirasi itu datang dari pengalaman pribadi Adit dan Isfi. Keduanya sedang berada dalam fase krisis identitas menjelang sang sutradara mencari ide film.

Keikutsertaan Adit dalam VIFF tak terlepas dari campur tangan Mira Lesmana, produser film. Menurut Mira, sutradara 29 tahun itu punya bakat menjanjikan. Apalagi, Adit berpengalaman menjadi asisten sutradara Riri Riza dalam film Athirah dan Ada Apa dengan Cinta? 2 pada 2016. ’’Saya minta dia bikin karya lagi,” ujar Mira.

Adit pun mulai membuat film. Idenya muncul tahun lalu dan dieksekusi awal tahun ini. Seluruh proses syuting dilakukan di Makassar dengan talent lokal. Setelah didaftarkan Mira pada Juli, sebulan kemudian Kado lolos seleksi.
Saat pemutaran film, Adit dan Mira sama sekali tidak diberi tahu hasil akhir kompetisi. Namun, Adit sempat mendapat brifing dari panitia. Dia diminta bersiap jika namanya dipanggil. ’’Saya pikir, semua peserta kompetisi juga mendapat brifing,” ujarnya.
Rupanya, hanya nama Adit yang dipanggil. Kado berhasil memenangi kompetisi film pendek. ’’Kaget, nggak percaya, sekaligus senang. Masak sih bisa menang di antara karya-karya bagus lainnya,” kata Adit antusias. Bahkan, aktris Naomi Watts yang hadir malam itu mengucapkan selamat secara langsung.

Sebelumnya, pada 2014, Adit sempat membuat film pendek. Judulnya Sepatu Baru, yang dibuat untuk syarat kelulusan dari Institut Kesenian Makassar. Ternyata, film itu berhasil mendapat respons positif. Yakni, Special Mention kategori Generation Kplus dalam ajang Berlinale, festival film internasional di Berlin.

Berkat kemenangannya, Adit semakin termotivasi untuk berkarya. Jika ada kesempatan, bukan tidak mungkin dia akan membuat Kado ke versi film panjang. ’’Saya juga punya rencana untuk membuat sebuah film panjang lain,” ujar pria yang berprofesi sebagai freelance director di Miles Films itu.

Sineas Muda Berlomba Buat Film Pendek



Perspektif. Kata itulah yang dipilih oleh Aditya Amar Ramadan beserta kawan-kawannya di SMKN 12 Surabaya sebagai judul film pendek mereka. Bercerita tentang tergerusnya budaya lokal, film yang mengambil lokasi syuting di Surabaya itu mengangkat ludruk sebagai fokus utama.
Tak dipungkiri, banjirnya budaya asing yang masuk ke negeri ini seolah membuat kesenian lokal terpinggirkan. Anak-anak muda khususnya lebih bangga mengikuti tren yang datang dari luar dan melupakan identitas mereka sebagai generasi penerus di Indonesia. ”Sentilan itulah yang ingin kami sampaikan. Padahal, kalau bukan kita siapa lagi yang melestarikan ini semua,” kata Adit yang kini duduk di bangku kelas XII.
Film yang diproduksi hanya dalam waktu 10 hari itu menjadi satu di antara ratusan karya yang dipertandingkan di ajang Festival Sinema Sekolah 2016. Diadakan oleh Dinas Pendidikan Jawa Timur, ajang rutin tahunan itu kali ini mengambil tema TIK Menunjang Kreatifitas Anak Bangsa.
Ada empat muatan karya yang bisa dipilih para peserta. Selain kearifan budaya lokal yang dipilih oleh Adit dkk lewat karyanya, Perspektif. Tiga muatan lagi adalah pendidikan karakter, pemanfaatan TIK untuk pendidikan, dan ekonomi kreatif berbasis TIK.

Nantinya semua karya yang masuk akan melalui tahap penilaian di beberapa kategori. Yakni penulisan naskah, pengambilan gambar, penyuntingan, penyutradaraan, pemeran terbaik, film terbaik, serta film terfavorit yang juaranya dilihat dari jumlah “like” paling banyak di kanal YouTube.

Pertama Kali Jajal Film Komedi, Nafa Urbach Tak Merasa Terbebani Main Film Mangga Muda





Pertama Kali Jajal Film Komedi, Nafa Urbach Tak Merasa Terbebani Main Film Mangga Muda Kompas.com - 27/06/2019, 20:20 WIB BAGIKAN: Komentar Artis peran Nafa Urbach saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2019).(KOMPAS.com/ANDIKA ADITIA) Penulis Andika Aditia | Editor Bestari Kumala Dewi JAKARTA, KOMPAS.com - Artis peran Nafa Urbach bermain dalam film drama komedi pertamanya berjudul Mangga Muda garapan sutradara Girry Pratama. Meski begitu, Nafa tak merasa terbebani dengan perannya tersebut. Ia merasa pengalaman menapaki dunia hiburan sejak usia 13 tahun menjadi bekal utamanya untuk melakoni semua tantangan dalam dunia seni peran. "Komedian lebih easy going bisa jadi apa adanya, kan setiap orang pasti punya pekok. Kalau film thriller mungkin jadi beban, karena harus bunuh-bunuhan," ucap Nafa saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2019). Baca juga: Nafa Urbach Harap Indonesia Tetap Solid Setelah Putusan MK Menurut Nafa, film bergenre komedi justru terasa lebih mudah baginya. "Genre komedi itu lebih santai, apa lagi yang main para komedian juga, pasti banyak bercanda juga. Yang pasti lebih seru," ucapnya. Selain itu, Nafa mengaku semakin tak ada beban setelah dirinya diberi kebebasan untuk mengeksplor peran dalam film komedi pertamanya ini. "Kayaknya bakal dilepas deh… Makanya hari ini kan big reading, jadi beberapa dialog yang akan diberikan kebebasan karakternya," ucap Nafa. Dalam film garapan Lingkar Film ini, Nafa berperan sebagai Siska, seorang sales mobil yang jenaka. Selain Nafa, film ini juga diperankan oleh Tora Sudiro (Agil), Alexandra Gottardo (Luli) ,Garry Iskak (Kamal), Ninik L Karim (Ibu Luli), Sayudi Ucul (Kasdut Bos Preman), Vikri Rasta (Karso), Pasha (Kasman), Nafa Urbach (Siska), dan Ajun Perwira (Nyoman). Film Mangga Muda bercerita tentang seorang supir taksi bernama Agil dan istrinya Luli. Mereka sulit mendapatkan momongan. Suatu hari Agil bernazar jika istrinya hamil ia akan menuruti semua permintaan istrinya. Namun, setelah permintaan itu terwujud, Agil justru kebingungan karena istrinya mengidam barang mewah berupa mobil.