Kamis, 10 Oktober 2019
Sineas Muda Berlomba Buat Film Pendek
Perspektif. Kata itulah yang dipilih oleh Aditya Amar Ramadan beserta kawan-kawannya di SMKN 12 Surabaya sebagai judul film pendek mereka. Bercerita tentang tergerusnya budaya lokal, film yang mengambil lokasi syuting di Surabaya itu mengangkat ludruk sebagai fokus utama.
Tak dipungkiri, banjirnya budaya asing yang masuk ke negeri ini seolah membuat kesenian lokal terpinggirkan. Anak-anak muda khususnya lebih bangga mengikuti tren yang datang dari luar dan melupakan identitas mereka sebagai generasi penerus di Indonesia. ”Sentilan itulah yang ingin kami sampaikan. Padahal, kalau bukan kita siapa lagi yang melestarikan ini semua,” kata Adit yang kini duduk di bangku kelas XII.
Film yang diproduksi hanya dalam waktu 10 hari itu menjadi satu di antara ratusan karya yang dipertandingkan di ajang Festival Sinema Sekolah 2016. Diadakan oleh Dinas Pendidikan Jawa Timur, ajang rutin tahunan itu kali ini mengambil tema TIK Menunjang Kreatifitas Anak Bangsa.
Ada empat muatan karya yang bisa dipilih para peserta. Selain kearifan budaya lokal yang dipilih oleh Adit dkk lewat karyanya, Perspektif. Tiga muatan lagi adalah pendidikan karakter, pemanfaatan TIK untuk pendidikan, dan ekonomi kreatif berbasis TIK.
Nantinya semua karya yang masuk akan melalui tahap penilaian di beberapa kategori. Yakni penulisan naskah, pengambilan gambar, penyuntingan, penyutradaraan, pemeran terbaik, film terbaik, serta film terfavorit yang juaranya dilihat dari jumlah “like” paling banyak di kanal YouTube.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar